Yasir Alkaf

Movie – Football – Book – Daily Life

Tag Archives: Maradona

Kenapa Argentina Kalah di Piala Dunia 2010

MALAM ini [03/07/2010] pertandingan Argentina vs Jerman sungguh amat menarik. Argentina yang sebelumnya tampak begitu perkasa dibantai 4-0 oleh Jerman. Dilihat dari pertandingan, izinkan saya membuat analisa mengapa Argentina kalah. Langsung saja kita lihat dulu dari skuad yang diturunkan:

22-Sergio Romero [GK]; 15-Nicolas Otamendi /Javier Pastore (70′), 2-Martin Demichelis, 4-Nicolas Burdisso, 6-Gabriel Heinze, 14-Javier Mascherano, 20-Maxi Rodriguez, 7-Angel Di Maria/Sergio Aguero (75′), 10-Lionel Messi, 11-Carlos Tevez, 9-Gonzalo Higuain.

Dari skuadnya saja kita sudah bisa melihat kelemahan:

  1. Terlalu banyak pemain berkaranter menyerang. Bisa dibilang 5 pemain [3 striker dan 2 gelandang] di skuad itu berkarakter menyerang [Messi, Tevez, Higuain, Di Maria, Maxi]. Ditambah lagi Otamendi dan Heinze sebagai wing back juga ikut rajin naik.
  2. Terlalu banyak striker. Menyerang memang bagus tapi memasang 3 striker murni sebenarnya terlalu berlebihan. 2 striker + 1 playmaker sangat wajar, tapi Higuain, Tevez Messi sama-sama striker murni jadinya tidak maksimal. Malah di pertandingan itu akhirnya Argentina memanikan 4 striker setelah Sergio Aguero main.
  3. Banyak striker murni itu ditambah mereka juga main egois. LIhat saja Tevez. Dia sangat sering lari gocek sana-sini tapi diakhiri tendangan jarak jauh. Bandingkan dengan pemain Jerman yang walaupun sudah di kotak penalty tetap mengumpan pada kawannya yang berdiri lebih bebas.
  4. Keegoisan striker itu ditambah kemungkinan adanya ambisi-ambisi pribadi. Higuan sementara di posisi puncak pencetak gol terbanyak jadi ingin memperpanjang itu. Messi jelas kejar setoran cetak gol karena sebagai pemain terbaik dunia ternyata masih mandul. Tevez yang sudah mencetak 2 atau 3 gol tentunya tidak mau kalah ingin nambah
  5. Penyeimbang lapangan tengah yg diemban Mascherano tidak bermain baik. Harusnya posisi ini diemban Cambiasso yang cemerlang di Inter Milan. Sayang pemain ini entah kenapa tidak dibawa Maradona.
  6. Bek tengah yang dipasang, Demichelis dan Burdisso main jelek dan tidak padu. Gol-gol Jerman jelas sekali memerlihatkan bagaimana mereka diam saja menyaksikan Klose 2x mencetak gol dengan bebas. Dan sayangnya selain 2 orang itu, pasca cedera Samuel, kalau tdk salah sudah tidak ada bek tengah lagi di skuad. Makanya Maradona tidak bisa mengganti 2 pemain yang main buruk itu.
  7. Kiper kurang yahud. Romero, kipper utama Argentina,hanya bermain di klub semenjana Eredivisie, AZ Alkmaar. Di musim 2009-2010 kemarin setelah saya googling hanya finish di posisi 5. Saya lihat di skuad juga tidak ada kipper lain yang cukup ‘punya nama’. Mungkin Maradona memilih Romero persis seperti Capello memilih James, best in worse.
  8. Tidak ada pemimpin di tim ini. Biasanya jabatan kapten diemban Zanetti. Entah kenapa Maradona tidak membawa Zanetti, padahal dia bermain cemerlang di Inter Milan. MAsih ada sebenarnya pemain berkarakter pemimpin, Juan Sebastian Veron, sayanganya dia lebih banyak duduk di cadangan. Jadinya seperti itulah. Pemain Argentina berjalan sendiri-sendiri.

Jadi kesalahan terbesar Maradona selain tidak bisa meredam ego pemaian adalah dia juga salah memilih skuad yang dibawa ke Afrika Selatan. Terlalu banyak striker yang dibawa dan kurang pemain yang berkarakter bertahan. Sepakbola tidak hanya menyerang tapi juga bertahan. Ini yang sepertinya dilupakan MAradona. Untuk bek tengah saja sedikit sekali yang ia bawa.

Kalau salah bawa skuad kenapa bisa sampai perempat final? Simpel. Argentina sampai perempat final belum bertemu lawan tim besar. Di fase grup Argentina hanya bertemu Korea Selatan, Nigeria dan Yunani. Di perdelapan final juga Cuma bertemu Meksiko. Wajar saja mereka bisa melaju terus. Bandingkan dengan Jerman yang bertemu Inggris dan bisa membantai 4-1. Produktivitas gol Jerman juga luar biasa. Dua kali sudah di Piala Dunia 2010 ini Jerman menang dengan skor 4 gol.

Finally, selamat pulang kampung Argentina. Paling tidak Maradona tidak perlu malu harus lari telanjang untuk memenuhi nazarnya jika Argentina juara. Malu pak, sudah tua.

J